PEMURNIAN ZAT PADAT
NAMA : MELISA
OKTAPIANI
NIM : A1C117043
DOSEN PENGAMPU : Dr. Drs. Syamsurizal M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2019
I. JUDUL
Pemurnian
Zat Padat
II. HARI/TANGGAL
Sabtu,
9 Maret 2019
III. TUJUAN
Adapun
tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
dapat memahami dan terampil dalam melakukan kristalisasi dengan baik
2. Untuk
dapat memahami dan terampil dalam memilih pelarut sesuai untuk rekristalisasi
3. Untuk
dapat memahami dan terampil dalam menjernihkan dan menghilangkan warna larutan
4.
Untuk dapat memahami dan terapil dalam
melakukan penentuan titik leleh suatu senyawa murni yang diberikan sebagai
sampel.
IV. LANDASAN
TEORI
Kristalisasi
merupakan suatu cara untuk memisahkan capuran agar diperoleh zat padat yang
lain dalam cairan. Terdapat dua cara untuk melakukan kristalisasi yaitu dengan
cara penguapan dan dengan cara pendinginan. Cara penguapan dilakukan dengan menggunakan cairan melalui pemanasan
sedangkan cara pendinginan dengan mendinginkan pemisahan dengan kristalisasi
didasarkan pada perbedaan titik beku komponen(Yazid, 2005).
Kristalisasi
dikategorikan sebagai salah satu proses pemisahan yang efisien. Pada umumnya
tujuan dari proses kristalisasi adalah untuk pemisahan dan pemurnian. Adapun
sasaran dari proses kristal yang mempunyai kualitas seperti yang diinginkan.
Kualitas kristal antara lain dapat ditentukan dari tiga parameter berikut yaitu
: distribusi ukuran partikel, kemurnian kristal, dan bentuk kristal(2003)
Ada banyak cara
untuk memurnikan zat padat, salah satu yang paling sering atau paling banyak
digunakan adalah dengan melakukan rekristalisai. Rekristalisasi merupakan suatu
cara kristalisasi suatu senyawa secara seletif dari campuran zat padat yaitu
dengan melarutkannya dalam pelarut yang cocok dengannya pada titih didih yang
sama, lalu disaring untuk memisahkan zat padat yang tak larut dalam larutan. Prinsip
dasar dalam metode ini yaitu perbedaan sifat kelarutan antara satu atau lebih
capuran senyawa dalam suatu sistem tertentu (Tim Penuntun Kimia Organik, 2016)
Rekristalisasi
adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran atau pengotornya yang
dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan
dalam pelarut (solven) yang sesuai
atau cocok. Ada beberapa syarat agar suatu pelarut dapat digunakan dalam proses
kristalisasi yaitu memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat
yang dimurnikan dengan zat pengotor, tidak meninggalkan zat pengotor pada
kristal, dan mudah dipisahkan dari kristalnya(Rositawati, 2013).
Ada beberapa pendekatan atau teknik khusus dalam proses pemurnian zat padat dari camouran senyawa. satu diantaranya adalah melalui sifat-sifat fisika dan sifat-sifat kimiawi dari zat yang akan di uji(Syamsurizal, 2019)
Pada umumnya zat padat mempunyai titik lebur yang tajam dengan rentangan suhu yang kecil. Tetapi hal itu tidak berlaku untuk zat padat amorf karena partikel zat padat amorf sulit untuk diamati karena tidak teratur. Suatu zat pada amorf akan melunak dan kemudian melebur dalam rentangan suhu yang besar. Oleh karena zat zat padat amorf sulit untuk dipelajari sehingga pembahaeesan tentang zat padat hanya sebatas membicarakan kristal. Suatu zat mempunyai bentuk kristal tertentu. Dua zat yang mempunyai struktur kristal yang sama disebut isomerfik atau sama bentuk. Contohnya Cr2O3 dengan Fe2O3. Zat isomerfik tidak selalu dapat mengkristal bersama secara secara homogen(Syukri, 1999).
Pada umumnya zat padat mempunyai titik lebur yang tajam dengan rentangan suhu yang kecil. Tetapi hal itu tidak berlaku untuk zat padat amorf karena partikel zat padat amorf sulit untuk diamati karena tidak teratur. Suatu zat pada amorf akan melunak dan kemudian melebur dalam rentangan suhu yang besar. Oleh karena zat zat padat amorf sulit untuk dipelajari sehingga pembahaeesan tentang zat padat hanya sebatas membicarakan kristal. Suatu zat mempunyai bentuk kristal tertentu. Dua zat yang mempunyai struktur kristal yang sama disebut isomerfik atau sama bentuk. Contohnya Cr2O3 dengan Fe2O3. Zat isomerfik tidak selalu dapat mengkristal bersama secara secara homogen(Syukri, 1999).
V. ALAT
DAN BAHAN
a)
Alat
1. Gelas
Kimia
2. Corong
Pemisah Buchner
3. Cawan
Penguap
4. Gelas
Wool
5. Kapas
6. Bunsen
b)
Bahan
1. Asam
Benzoat tercemar
2. Air
Suling
3. Es
4. Naftalen
tercemar
VI. PROSEDUR
KERJA
6.1 Prosedur
Percobaan Rekritalisasi
1) Dituangkan
50 ml air suling kedalam gelas kimia 100 mL, dipanaskan hingga timbul
gelembung-gelembung
2) Dimasukkan
0,5 gram asam benzoat tercemar kedalam gelas kimia 100 mL yang lain,
ditambahkan air panas tersebut sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga larut
semua.
3) Dengan
menggunakan corong Buchner saring campuran tersebut dalam keadaan panas dan
tampung filtratnya dalam gelas kimia. Disiram endapan yang tertinggal dengan
air panas.
4) Dijenuhkan.
Kemudain dinginkan hingga terbentuk kristal. Apabila pada pendinginan tidak
terbentuk kristal, dinginkan dalam es.
5) Disaring
kristal yang berbentuk dengan corong Buchner, lalu dikeringkan.
6) Di
uji titik leleh dan bentuk kristalnya, dibandingkan dengan data yang ada dalam hand book.
6.2 Sublimasi
1) Dimasukkan
1-2 gram naftalen tercemari kedalam cawan penguap
2) Ditutup
permukaan cawan penguap dengan kertas saring yang telah dibuat lobang-lobang
kecil.
3) Disumbat
corong dengan gelas wool atau kapas seperti pada gambar.
4) Diletakkan
cawan tersebut diatas kasa dari pembakar, nyalakan api dan panaskan dengan
nyala api kecil.
5) Dihentikan
pembakaran setelah semua zat yang akan disublimasikan habis (lebih kurang 5
menit).
6) Dikumpulkan
zat yang ada pada kertas saring dan corong bila ada, ujilah titik leleh dan
bentuk kristalnya, cocokan dengan data hand
book.
VIDIO
PERTANYAAN
1. Berdasarkan
vidio proses kristalisasi dengan memanaskan larutan garam, apa hasil yang didapatkan.
2. Pada
proses penyubliman mengapa kapur barus di campur dengan tanah?
3.
Apa perbedaan fisis yang mendasari pemisahan dengan cara penyumbliman?
Saya Seprida anjelina (A1C117051) ingin mencoba menjawab pertanyaan nomor 3. perbedaan fisis yang mendasari pemisahan dengan campuran dengan cara menyublinan antara 2 komponen yang memiliki sifat yang berbeda adalah perbedaan wujud, dari tiap komponen tersebut.
BalasHapusSaya Agustri Manda sari (A1C117035) saya ingin mencoba menjawab pertanyaan nomor 1 yang mana dalam proses kristalisasi larutan garam diperoleh garam kristal yang bersih karena air dari larutan garam menguap.
BalasHapusSaya Agnes Monika Situmorang (A1C117059), akan menjawab pertanyaan nomor 2. Berdasarkan video dapat dilihat bahwa proses penyubliman kapur barus dilakukan dengan mencampurkannya dengan tanah, hal itu dimaksudkan untuk memperlihatkan cara pemisahan campuran jika 2 komponen memiliki sifat yang berbeda yaitu dapat menyublim dan tidak dapat menyublim. Dimana kapur barus akan menyublim membentuk kristal putih pada dasar cawan, sementara tanah tidak ikut menyublim.
BalasHapus