REAKSI-REAKSI HIDROKARBON
NAMA:
MELISA OKTAPIANI
(A1C117043)
NAMA DOSEN:
Dr. Drs. Syamsurizal M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2019
VII. DATA PENGAMATAN
7.1 HCl dalam Karbon tetra klorida
7.1 HCl dalam Karbon tetra klorida
No.
|
Perlakuan
|
Hasil pengamatan
|
1.
|
Dimasukan
kedalam dua tabung kedua tabung diisi dengan
1ml bensin + 15 tetes HCl.
Tabung
yang 1 disinari dengan matahari dan yang 1 lagi diletakkan ditempat yang
gelap.
|
Tabung
yang disinari dengan matahari, terdapat seperti minyak, dengan warna kuning
jernih dan timbul asap saat ditiup.
Tabung
yang ditempat gelap yaitu mempunyai warna kuning sedikit pekat dan saat
ditiup juga timbul asap.
|
2.
|
Dimasukkan kedalam
tabung reaksi 1 ml benzena + 15 tetes HCl pekat, diguncangkan
|
Campurannya larut
namun sedikit mengental, dan pada saat penutupnya dibuka terdapat seperti
asap yang keluar dari dalam tabung
|
3.
|
Ditambahkan
1 ml benzena dan ditambahkan 1 ml HCl, kemudian digoncangkan
|
Terdapat
2 fasa, yang atas berwarna bening dan yang bawah berwarna sedikit keruh.
|
7.2
Clorinasi
7.3 Larutan kalium permanganat
No
|
Langkah
Kerja
|
Pengamatan
|
1.
|
Dimasukkan 1 mL benzena edalam tabung
reaksi lalu ditambah 3 tetes HCl. Lalu tabung reaksi dipanaskan dan diamati
hasil
|
Benzena yang berwarna bening ketika
ditambah HCl berubah menjadi kuning pada bagian atas. Setelah dipanaskan
terdapat 2 lapisan pada larutan. Lapisan atas berwarn bening dan lapisan
bawah seperti minyak berwarna kuning.
|
2.
|
Dimasukkan potongan besi kedalam tabung
reaksi, ditambahkan 3 tetes HCl. Lalu tabung tersebut dipanaskan.
|
Pada saat potongan besi ditambah HCl
terdapat gelembung-gelembung gas dan warna menjadi sedikit kuning. Setelah
dipanaskan warna kuning pada larutan menjadi hilang dengan cepat dan terdapat
banyak gelembung.
|
No.
|
Perlakuan
|
Hasil pengamatan
|
1.
|
Ditambahkan
1 ml kalium + 5 tetes benzena, kemudian digoncangkan
|
Terdapat
gemlembung dan warnanya ungu betadine
|
2.
|
Ditambahkan 1ml
benzena + 2 ml kalium permanganat, kemudian digoncangkan
|
Larutannya tidak
bercampur, terdapat 2 lapisan yang atas berwarna bening dan yang bawah
berwarna ungu, sehingga tidak terjadi oksidator karena berwarna ungu pada
larutan
|
7.4 Asam sulfat pekat
No.
|
Perlakuan
|
Hasil pengamatan
|
1.
|
Dimasukkan
dalam tabung 2 ml asam sulfat + 10 tetes benzena, kemudian diguncang
|
Sebelum
diguncang warnya bening, dan setelah diguncang warnanya berubah menjadi
kuning-bening-kuning dan berbusa. Setelah didiamkan terbentuk 2 fasa.
|
2.
|
Dimasukkan 2 ml H2SO4
+ 10 tetes n-heksana, kemudian diguncang.
|
Warnanya bening dan
setelah didiamkan terdapat 2 fasa
|
7.5 Asam nitrat
No.
|
Perlakuan
|
Hasil pengamatan
|
1.
|
Ditambahkan o,5 ml benzena + 4 ml
asam nitrat pekat
|
Warnanya bening
|
2.
|
Ditambahkan 1 butir batu didih dan didihkan larutan
tersebut
|
Warnyanya menjadi kuning jernih
|
3.
|
Dibandingkan bau yang didapat dari
larutan dengan bau nitrobenzena
|
Baunya sama yaitu seperti bau
semir sepatu
|
7.6 Bahan tak dikenal
No.
|
Perlakuan
|
Hasil pengamatan
|
1.
|
Ditambahkan 2 ml zat x + 2 ml
air,kemudian digoncangkan
|
Terdapaat 2 fasa disebabkan air
senyawa polar, warnanya bening
|
2.
|
Ditambahkan 2 ml zat x + H2SO4 2ml,
digoncangkan
|
Terdapat 2 fasa, lapisan bawah berwarna bening sedikit
keruh dan atas berwarna bening
|
3.
|
Ditambahkan 2 ml zat x + 2 ml
kloroform, digoncangkan
|
Terdapat cincin yang memisahkan
larutan dan warnanya bening . Hal ini menandakan bahwa zat x adalah benzena
|
II.
PEMBAHASAN
Hidrokarbon merupakan senyawa karbon
yang paling sederhana yang tersusun dari atom hidrogen dan karbon. Senyawa
hidrokarbon dapat diubah menjadi suatu alkil halida yang melalui reaksi subtitusi
dengan cara klorinasi atau brominasi dibawah sinar UV atau direaksikan pada
suhu tinggi sekitar 450oC. Reaksi hidrokarbon dapat terjadi dengan
bantuan katalis menggunakan aluminium klorida yang akan mengubah senyawa
hidrokarbon rantai lurus menjadi rantai bercabang atau dikenal dengan
isomerasi (Syamsurizal,2019).
8.1 HCL
dalam Karbon Tetraklorida
Percobaan HCL dalam karbon tetraklorida
dilakukan dengan tiga cara yang berbeda. Cara
pertama, bertujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya dalam mempercepat laju
reaksi senyawa hidrokarbon. Pada cara
pertama digunakan dua tabung reaksi yang berisi 1 ml bensin dan 15 tetes HCL.
Bensin digunakan sebagai pengganti dari karbon tetraklorida yang tidak
tersedia. Lalu salah salah satu tabung
reaksi ditempatkan ditempat yang terang, dan tabung reaksi yang lainnya di
tempatkan ditempat yang gelap atau tidak terkena sinar matahai secara langsung.
Pencampuran antara bensin dan HCL yang diletakkan ditempat terang menghasilkan
warna kuning yang jernih, dan terdapat campuran seperi minyak. Ketika ditiup
akan menimbulkan asap. Sedangkan untuk tabung reaksi yang diletakkan ditempat
gelap menyebabkan warna dari campuran bensin dan hcl menjadi kuning lebih pekat
dan ketika ditiup juga akan menimbulkan asap. Cara kedua, dilakukan dengan mengguncangkan tabung reaksi berisi
benzen dan HCL. Reaksi yang terjadi ialah larutan menjadi sedikit mengental,
dan ketika penutup dibuka akan timbul asap yang keluar dari tabung. Cara ketiga, dilakukan dengan memaukkan
benzen dan HCL kedalam tabung reaksi dengan perbandingan yang sama yaitu 1 ml,
lau digoncangkan. Maka akan terlihat 2 fasa dalam larutan yang atas berwarna
bening dan yang bawah berwarna sedikit keruh. Asap yang timbul dari percobaan
yang telah dilakukan digunakan untuk mengidentifikasi hidrogen bromida.
8.2 Clorinasi
Pada
percobaan klorinasi ini kami menggunakan dua buah bahan yaitu benzen dan
potongan besi yang reaksikan dengan HCl. Ketika 1 mL benzena lalu ditambahkan 3
tetes HCl terdapat warna kuning pada bagian atas larutan yang bening. Lalu
tabung reaksi tersebut dididihkan dengan memasukkan kedalam gelas piala yang
berisi air yang sudah dididihkan selama 15 menit. Didapatlah hasil yaitu warna
larutan yang tadinya kuning pada bagian atas selama proses pemanasan akan turun
kebawah atau kedasar tabung reaksi yang berbentuk seperti minyak sedangkan pada
bagian atas larutan tersebut berwarna bening. Ketika beberapa potongan besi dimasukkan
kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan 3 tetes HCl akan timbul sedikit
gelembung pada larutan dan sedikit warna kuning. Setelah dipanaskan warna
kuning yang terdapat pada larutan semakin lama semakin menghilang sedangkan
gelembung nya semakin banyak. Dimana hal tersebut menandakan bahwa terdapat
asam klorida yang dibebaskan.
8.3 Larutan Kalium Permanganat
Pada pengujian hidrokarbon dengan
kalium permanganat langkah pertama yang dilakukan yaitu memasukkan 1 ml kalium
permanganat kedalam tabung reaksi kemudain ditambahkan 5 tetes benzen. lalu
digoncangkan maka warna larutan akan berubah yang berwarna ungu berubah menjadi
warna coklat betadine. Hal ini menadakan telah terjadi oksidasi. Selanjutnya dicoba lagi pengujian
dengan perbandingan yang berbeda yaitu 1 ml benzen di tambahkan 2 ml kalium
permanganat, lalu digoncangkan. Hasil yang diperoleh ialah kedua larutan tidak
bercampur karena terdapat 2 fasa yang atas berwarna bening dan yang bawah
berwarna ungu sehingga tidak terjadi oksidator karena tidak terjadi perubahan pada
larutan.
8.4 Asam Sulfat Pekat
Tes asam sulfat ini bertujuan untuk
menghasilkan senyawa alkil hidrosulfit yang diperoleh dari alkana (senyawa
dengan ikatan tunggal). Hal ini menjukkan
bahwa alkana dengan ikatan tunggal masih mampu bereaksi dengan asam
sulfat walaupun dalam jumlah yang sedikit. Umumnya uji ini menghasilkan larutan yang berwarna bening dan terpisah berdasarkan tingkat kekeruhannya. Sedangkan bau yang ditimbulkan kurang mneyengat yang diakibatkan terjadinya reaksi sulfonasi (- SO3H) pada senyawa itu. Ketika 2 ml asam sulfat dicampurkan
dengan 10 tetes benzen warna larutannya bening. Kemudian setelah diguncang
terjadi perubahan warna menjadi kuning-bening-kuning. Setelah didiamkan beberapa
saat terbentuklah dua fasa. Ketika asam sulfat dicampurkan dengan 10 teres
n-heksana larutan berwarna bening dan setelah digoncangkan terbentuk 2 fasa.
8.5 Asam Nitrat
Pada percobaan ini seharusnya dilakukan didalam lemari asam tetapi dikarenakan keterbatasan alat sehingga kami melakukan nya diluar ruangan. Ketika campuran 0,5 ml benzen
ditambahakn 4 ml asam nitrat pekat warnanya bening. Saat larutan dididihkan
larutan berubah warna menjadi kuning jernih. Pada saat proses pemanasan
ditambahakan batu didih untuk menahan agar benzen tidak mendidih keluar mulut tabung
karena dapat terbakar. Kami bandingkan bau yang ditimbulkan dengan bau nitrobenzene, ternyata bau yang dihasilkan sama-sama seperti bau semir sepatu.
8.6 Bahan Tak di Kenal
Uji dengan bahan yang tidak dikenal
bertujuan untuk mengetahui apakah senyawa yang direaksikan bersifat jenuh, tak jenuh
atau aromatik. Senyawa yang diuji di
beri tanda sebagai zat x. Ketika 2 ml zat x diencerkan dengan 2 ml air terdapat
2 fasa berwarna bening. Hal ini mendakan bahwa zat x tersebut bersifat non
polar sehingga tidak dapat bercapur dengan air. Katika 2 ml zat x dicampur
dengan H2SO4 lalu digoncangkan juga terdapat dua fasa,
tetapi fasa bawah berwarna bening sedikit keruh dan fase atas berwarna bening.
Ketika 2 ml zat x dicampurkan dengn 2 ml kloroform dan diguncangkan maka
didalam larutan terdapat cicin yang memisahkan larutan yang berwarna bening
tersebut. Hal ini menandakan bahwa senyawa tersebut merupakan senyawa aromatik
yaitu benzena.
IX. PERTANYAAN PASCA
1)
Bagaimanakah
pengaruh cahaya terhadap kecepatan reaksi senyawa hidrokarbon?
2)
Apa saja
yang dapat menyebabkan tidak terjadinya oksidasi pada saat uji larutan kalium
permanganat?
3)
Berdasarkan
percobaan uji asam nitrat yang mengasilkan bau seperti bau semir sepatu maka
seyawa apa yang telah dihasilan dari reaksi benzen dengan asam nitrat?
X. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan antara lain sebagai berikut :
1)
Perbedaan
utama antara hidrokarbon alifatik dan aromatik adalah hidrokarbon alifatik tidak mengandung cincin
aromatik sedangkan hidrokarbon aromatik mengandung cicincin aromatik.
Hidrokarbon alifatik dibedakan menjadi dua yaitu alifatik jenuh yang terdiri
dari ikatan rangkap satu, dan alifatik tak jenuh yang terdiri dari ikatan
rangkap dua ataupun ikatan rangkap tiga.
2)
Salah
satu jenis reaksi kimia untuk membedakan antara hidrokarbon alifatik dan
aromatik yaitu reaksi dengan asam nitrat dimana hidrokarbon alifatik tidak
memiliki bau yang menyenangkan sementara hidrokarbon aromatik memiliki bau yang
menyenangkan.
3) Untuk menguji senyawa golongan hidrokarbon
harus dilakukan dengan hati-hati dikarenakan dalam penhujian banyak digunakan
bahan-bahan kimia yang pekat sehingga akan berbahaya bila terkena kulit seperti
asam sulfat dan asam nitrat.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Keenan, W. Charles. 1997. Kimia Untuk Universitas. Jakarta :
Erlangga.
Tim praktikum kimia Organik
I. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organilk I. Jambi: Universitas Jambi.
Shinta & Hartono. 2017.
Identifikasi Senyawa Hidrokarbon
Polisiklis Aromatis (HPA) dan Aktivitas Antimikrobanya pada Ikan yang Diawetkan
dengan Asap Cair. Jurnal Chempublish Vol.2 No.1.
Syamsurizal.
2019. Jenis - Jenis Hdirokarbon. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/ (Dikutip : 14 Maret 2019)
Syukri.
1999. Kimia Dasar 1. Bandung : ITB
Press
XII. LAMPIRAN
Gambar. 1 Proses Pemanasan Larutan Pada Uji Asam Nitrat |
Gambar 2. Asam nitrat panas dituang kedalam es |
Gambar 3. Larutan Kalium permanganat yang tidak bereaksi dengan benzena |
Gambar 4. Larutan kalium permenganat bereaksi dengan alkana |
Saya Hanna (045) akan menjawab peryanyaan 1. Reaksi dengan menggunakan klor (Cl) atau brom (Br)disebut reaksi halogenasi atau sering disebut juga brominasi atau klorinasi. halogenasi dari alkana dilakukan pada tempat terang dan gelap serta pada temperatur yang tinggi. Pada tempat yang gelap reaksi yang terjadi cenderung lambat, tetapi apabila diletakkan ditempat yang terang reaksi yang terjadi akan sangat cepat sehingga mengakibatkan terbentuknya suatu molekul baru sebagai hasil terpisahnya partikel-partikel yang bertumbuk. jadi dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat mempercepat laju reaksi dari senyawa hidrokarbon.
BalasHapusNama saya putri milenia (57) akan menjawab pertanyaan no 2 berdasarkan percobaan yang menyebabkan tidak terjadinya oksidasi pada uji dengan kalium permanganat adalah komposisi perbandingan campuran antara benzen dan kalium permanganat. dimana benzen merupakaan suatu senyawa aromatik yang tidak mudah mengalami reaksi dengan senyawa lain nya dikarenakan adanya resonansi yang menyebabkan ikatan pada benzene menjadi stabil. sehingga jika kita ingin mengoksidasi benzen harus dengan perbandingan yang tepat agar benzen dapat teroksodasi. pada percobaan saat perbandingan 1 ml benzen dan 0,4 ml kalium permanganat dapat terjadi oksidasi.
BalasHapusSaya ik ermayanti nim 31 akan menjawab nomor 3 3. Benzena bereaksi dengan asam nitrat (HNO3 atau HONO2) menghasilkan nitrobenzena dan air..
BalasHapus