- just are enough just be you are -

Jumat, 22 Maret 2019

Laporan Praktikum Kimia Organik 1 | Kalibrasi Termometer dan Penentuan Titik Leleh

KALIBRASI TERMOMETER DAN PENENTUAN TITIK LELEH





NAMA:
MELISA OKTAPIANI
(A1C117043)

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Drs. Syamsurizal M.Si




PROGRA STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019


VII. Data Pengamatan

7.1   Kalibrasi Termometer

No
Langkah Kerja
Pengamatan
1.
Dimasukkan termometer ke dalam labu Erlenmeyer yang berisi air es dengan mulut Erlenmeyer disumbat.
Suhu pada termometer mulai turun ke angka 0°C
2.
Dilakukan uji thermometer tersebut lagi menggunakan air yang dididihkan
Didapat lah suhu pada termometer yaitu 100°C dan suhu tidak naik lagi.

7.2 Penentuan Titik Leleh
7.2.1 Penentuan Titik Leleh Campuran Dua Senyawa 1 : 1

No
Langkah Kerja
Pengamatan
1.
Campuran Naftalen dengan Glukosa
Dicampurkan dua senyawa tersebut dengan perbandingan 1 sudip naftalen dan 1 sudip Glukosa. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
Saat diamati didapat titik leleh dari campuran tersebut yaitu 140°C - 162°C.
2.
Campuran Glukosa dengan Alpha-naftol
Dicampurkan dua senyawa tersebut dengan perbandingan 1 sudip Glukosa dan 1 sudip Alpha-Naftol. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
Saat diamati didapat titik leleh dari campuran tersebut yaitu 145°C – 168°C.
3.
Campuran Alpha-Naftol dengan Asam Benzoat
Dicampurkan dua senyawa tersebut dengan perbandingan 1 sudip Alpha-Naftol dan 1 sudip Asam Benzoat. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
Saat diamati didapat titik leleh dari campuran tersebut yaitu 148°C – 170°C.
4.
Campuran Asam Benzoat dengan Maltosa
Dicampurkan dua senyawa tersebut dengan perbandingan 1 sudip asam benzoat dan 1 sudip maltosa. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
Saat diamati didapat titik leleh dari campuran tersebut yaitu 160°C – 180°C.
5.
Campuran Naftalen dengan Maltosa
Dicampurkan dua senyawa tersebut dengan perbandingan 1 sudip naftalen dan 1 sudip maltosa leleh campura dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
Saat diamati didapat titik leleh dari campuran tersebut yaitu 145°C – 175°C.

7.2.2  Penentuan Titik Leleh Campuran Dua Senyawa 1 : 0,5

No
Langkah Kerja
Pengamatan
1.
Campuran Naftalen dengan Glukosa
Dicampurkan dua senyawa tersebut dengan perbandingan 1 sudip naftalen dan ½ sudip Glukosa. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
Saat diamati didapat titik leleh dari campuran tersebut yaitu 90°C - 128°C.
2.
Campuran Glukosa dengan Alpha-naftol
Dicampurkan dua senyawa tersebut dengan perbandingan 1 sudip Glukosa dan ½ sudip Alpha-Naftol. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
Saat diamati didapat titik leleh dari campuran tersebut yaitu 150°C – 165°C.
3.
Campuran Alpha-Naftol dengan Asam Benzoat
Dicampurkan dua senyawa tersebut dengan perbandingan 1 sudip Alpha-Naftol dan ½ sudip Asam Benzoat. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
Saat diamati didapat titik leleh dari campuran tersebut yaitu 160°C – 175°C.
4.
Campuran Asam Benzoat dengan Maltosa
Dicampurkan dua senyawa tersebut dengan perbandingan 1 sudip asam benzoat dan ½ sudip maltosa. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
Saat diamati didapat titik leleh dari campuran tersebut yaitu 148°C – 169°C.
5.
Campuran Naftalen dengan Maltosa
Dicampurkan dua senyawa tersebut dengan perbandingan 1 sudip naftalen dan ½ sudip maltosa. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
Saat diamati didapat titik leleh dari campuran tersebut yaitu 138°C – 155°C.

7.2.3  Penentuan Titik Leleh Campuran Dua Senyawa 1 : 2

No
Langkah Kerja
Pengamatan
1.
Campuran Naftalen dengan Glukosa
Dicampurkan dua senyawa tersebut dengan perbandingan 1 sudip naftalen dan 2 sudip Glukosa. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
Saat diamati didapat titik leleh dari campuran tersebut yaitu 120°C - 160°C.
2.
Campuran Glukosa dengan Alpha-naftol
Dicampurkan dua senyawa tersebut dengan perbandingan 1 sudip Glukosa dan 2 sudip Alpha-Naftol. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
Saat diamati didapat titik leleh dari campuran tersebut yaitu 145°C – 170°C.
3.
Campuran Alpha-Naftol dengan Asam Benzoat
Dicampurkan dua senyawa tersebut dengan perbandingan 1 sudip Alpha-Naftol dan 2 sudip Asam Benzoat. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
Saat diamati didapat titik leleh dari campuran tersebut yaitu 119°C – 165°C.
4.
Campuran Asam Benzoat dengan Maltosa
Dicampurkan dua senyawa tersebut dengan perbandingan 1 sudip asam benzoat dan 2 sudip maltosa. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
Saat diamati didapat titik leleh dari campuran tersebut yaitu 100°C – 140°C.
5.
Campuran Naftalen dengan Maltosa
Dicampurkan dua senyawa tersebut dengan perbandingan 1 sudip naftalen dan 2  sudip maltosa. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
Saat diamati didapat titik leleh dari campuran tersebut yaitu 129°C – 158°C.

VIII.Pembahasan
       8.1     Kalibrasi Termometer
          Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu, ataupun perubahan suhu. Terdapat banyak jenis termometer, tetapi prinsip kerjanya sebenarnya sama. Termometer yang digunakan untuk kalibrasi ini yaitu termometer raksa. Prinsip kerjanya yaitu ketika suhu meningkat, air raksa yang berada di dalam wadah memuai sehingga panjang kolom air raksa bertambah. Sebaliknya, ketika suhu menurun, panjang kolom air raksa berkurang. Pada bagian luar tabung kaca terdapat angka-angka yang merupakan skala termometer tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh ujung atas kolom air raksa menyatakan nilai suhu benda yang diukur.
          Pengukuran suhu yang dilakukan dengan menggunakan termometer yang sering kali tidak selalu menunjukkan hasil yang sama. Perbedaan ini terjadi karena adanya pengaruh lingkungan, operator, metode pengukuran, serta perawatan dari termometer yang kurang sehingga termometer tidak dapat memberikan hasil yang akurat. Agar termometer dapat memberikan hasil ukur yang akurat dengan keabsahan yang sama, maka perlu dilakukan kalibrasi terhadap termometer tersebut. Kalibrasi dilakukan untuk menentukan apakah termometer masih layak digunakan atau tidak.  Oleh karena itu anda harus memikirkan cara dan teknis agar termometer yang anda gunakan benar-benar akurat dan siap digunakan dengan menggunakan prosedur baku kalibrasi termometer. Selain itu anda juga harus dapat mengidentifikasi apakah suatu termometer masih layak dan berfungsi atau dalam keadaan rusak permanen dan anda juga perlu memikirkan bagaimana menghindari kerusakan termometer baik selama penyimpanan maupun penggunaannya ketika mengukur suhu (Syamsurizal,2019).
          Pada percobaan kalibarasi termometer ini bertujuan untuk menguji apakah termometer layak digunakan untuk penentuan titik leleh dari campuran senyawa. Sehingga dapat menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada saat praktikum penentuan titik leleh senyawa. Termometer yang digunakan pada kalibrasi ini adalah dua termometer raksa dengan suhu maksimum 100oC dan 200oC. Kalibrasi yang dilakukan untuk termometer raksa dengan suhu maksimum 100oC ini dilakukan dengan menggunakan air. Pertama kami menggunakan air dingin atau air es yang memiliki titik beku 0°C sehingga dapat digunakan untuk mengetahui batas bawah dari termometer masih berfungsi atau tidak. Ketika termometer dimasukkan kedalam air es suhu pada termometer turun dengan drastis mendekati skala nol, lalu secara perlahan semakin turun hingga konstan pada suhu 0°C. Kedua kami gunakan air panas yang mendidih karena suhu air ketika mendidih adalah 100°C maka kalibrasi dengan air panas bisa digunakan untuk menentukan apakah batas atas dari termometer masih berfungsi atau tidak. Ketika termometer dimasukkan kedalam air panas suhu pada termometer semakin lama semakin naik hingga suhu konstan di 100°C. 
          Kalibrasi yang dilakukan untuk termometer raksa dengan suhu maksimum 200oC dilakukan dengan menggunakan minyak. Minyak dipanaskan sampai didihkan dan perlahan suhu pada thermometer naik hingga mencapai suhu 200°C. Setelah dilakukan kalibrasi, dapat disimpulkan bahwa termometer yang kami gunakan masih bagus dan layak untuk digunakan pada percobaan penentuan titik leleh campuran senyawa. 

8.2    Penentuan Titik Leleh
Titik leleh merupakan temperatur dimana zat padat berubah wujud menjadi zat cair pada tekanan satu atmosfer. Dengan kata lain, titik leleh merupakan suhu ketika fase padat dan cair sama-sama berada dalam kesetimbangan.  Titik leleh senyawa organik mudah untuk diamati karena temperatur ketika zat mulai meleleh hampir sama dengan temperatur dimana zat telah meleleh semuanya. Pada penentuan titik leleh ini digunakan 5 macam sampel yaitu Naftalen, Glukosa, Alpha-Naftol, Asam benzoat dan Maltosa. 
Pengujian titik leleh dilakukan dengan mencampuran dua senyawa dengan berbagai perbandingan, antara lain 1:1, 1:5, dan 1:2. Adapun campuran senyawa tersebut adalah campuran naftalen dengan glukos, campuran glukosa dengan alpha-naftol, campuran alpha-naftol dengan asam benzoat, campuran asam benzoat dengan maltosa, serta campuran naftalen dengan maltosa.
Sebelum mencampurkan zat-zat tersebut kami menguji dulu apakah zat itu benar-benar murni atau telah terkontaminasi oleh pengotor dengan menguji titik leleh untuk kelima zat yang disebutkan diatas. Adapun hasil pengujian titik leleh untuk kelima zat itu adalah sebgai berikut :

No
Nama senyawa
Titik Leleh
Manual
MPA
1.
Naftalen
79°C - 80°C
79°C – 79,9°C
2.
Glukosa
138°C - 142°C
140°C - 146°C
3.
Alpha-naftol
94°C - 96°C
96°C - 98°C
4.
Asam benzoat
117°C - 120°C
119°C - 121°C
5.
Maltosa
98°C - 100°C
100°C – 102°C

Setelah menguji titik leleh asing-masing zat barulah zat-zat itu dicampurkan dengan tujuan untuk melihat apakah jika suatu senyawa dicampurkan maka titik lelehnya akan mengalami penyimpangan dari titik leleh senyawa murninya. 

1)     Campuran naftalen dengan glukosa 
Untuk campuran naftalen dan glukosa dengan perbandingan 1:1. Naftalen dan glukoasa yang digunakan masing-masing sebanyak 1 sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 140°C saat zat mulai meleleh hingga 162°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya.
Untuk campuran naftalen dan glukosa dengan perbandingan 1:0,5. Naftalen digunakan sebanyak 1 sudip dan glukosa yang digunakan sebanyak ½ sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 90°C saat zat mulai meleleh hingga 128°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya. 
Untuk campuran naftalen dan glukosa dengan perbandingan 1:2. Naftalen digunakan sebanyak 1 sudip dan glukosa yang digunakan sebanyak 2 sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 120°C saat zat mulai meleleh hingga 160°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya.

2)     Campuran glukosa dengan alpha-naftol
Untuk campuran glukosa dengan alpha-naftol dengan perbandingan 1:1. Glukosa dengan alpha-naftol yang digunakan masing-masing sebanyak 1 sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 145°C saat zat mulai meleleh hingga 168°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya. 
Untuk campuran glukosa dengan alpha-naftol dengan perbandingan 1:0,5. Glukosa yang digunakan sebanyak 1 sudip dan alpha-naftol yang digunakan sebanyak ½ sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 150°C saat zat mulai meleleh hingga 165°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya. 
Untuk campuran glukosa dengan alpha-naftol dengan perbandingan 1:02. Glukosa yang digunakan sebanyak 1 sudip dan alpha-naftol yang digunakan sebanyak 2 sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 145°C saat zat mulai meleleh hingga 170°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya.

3)     Campuran alpha-naftol dengan asam benzoat
Untuk campuran alpha-naftol dengan asam benzoat dengan perbandingan 1:1. alpha-naftol dengan asam benzoat yang digunakan masing-masing sebanyak 1 sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 148°C saat zat mulai meleleh hingga 170°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya. 
Untuk campuran alpha-naftol dengan asam benzoat dengan perbandingan 1:0,5. alpha-naftol yang digunakan sebanyak 1 sudip dan asam benzoat yang digunakan sebanyak ½ sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 160°C saat zat mulai meleleh hingga 175°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya. 
Untuk campuran alpha-naftol dengan asam benzoat dengan perbandingan 1:2. alpha-naftol yang digunakan sebnayak 1 sudip dan asam benzoat yang digunakan sebayak 2 sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 119°C saat zat mulai meleleh hingga 165°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya.

4)     Campuran asam benzoat dengan maltosa
Untuk campuran asam benzoat dengan maltosa dengan perbandingan 1:1. asam benzoat dengan maltosa yang digunakan masing-masing sebayak 1 sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 160°C saat zat mulai meleleh hingga 180°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya. 
Untuk campuran asam benzoat dengan maltosa dengan perbandingan 1:0,5. asam benzoat yang digunakan sebayak 1 sudip dan maltosa yang digunakan sebanyak ½ sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 148°C saat zat mulai meleleh hingga 169°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya. 
Untuk campuran asam benzoat dengan maltosa dengan perbandingan 1:2. asam benzoat yang digunakan sebayak 1 sudip dan maltosa yang digunakan sebanyak 2 sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 100°C saat zat mulai meleleh hingga 140°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya.

5)     Campuran naftalen dengan maltosa
Untuk capuran naftalen dengan maltosa dengan perbandingan 1:1. naftalen dengan maltosa yang digunakan masing-masing sebayak 1 sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 145°C saat zat mulai meleleh hingga 175°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya. 
Untuk campuran naftalen dengan maltosa dengan perbandingan 1:0,5. naftalen yang digunakan sebayak 1 sudip dan maltosa yang digunakan sebanyak ½ sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 138°C saat zat mulai meleleh hingga 155°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya. 
Untuk campuran naftalen dengan maltosa dengan perbandingan 1: 2. naftalen yang digunakan sebayak 1 sudip dan maltosa yang digunakan sebanyak 2 sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 129°C saat zat mulai meleleh hingga 158°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya. 
Berdasarkan data titik leleh campuran senyawa dapat dilihat bahwa ada apabila suatu senyawa dicampurkan maka akan terjadi perubahan titik leleh dari senyawa tersebut. hal ini tergantung kepada titik leleh dari senyawa yang ditambahkan. Apabila senyawa yang ditambahkan memiliki titk leleh yang lebih tinggi maka titik leleh dari senyawa tersebut akan naik. Dan begitupula sebaliknya. Misalnya pada senyawa murni glukosa dan alpha-naftol. Glukosa memiliki titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan alpha-naftol. Senyawa yang memiliki titik leleh lebih tinggi memiliki daya tarik antar molekul-molekul yang lebih besar sehingga campuran antara glukosa dan alpha-naftol menjadi sulit untuk dilepas. Perlu suhu yang tinggi untuk melepaskan ikatan antar molekulnya. Itulah sebabnya saat glukosa dan alpha-naftol dicampurkan titik leleh dari alpha-naftol menjadi lebih besar bahkan melewati titik leleh senyawa murninya.

IX. Pertanyaan Pasca Praktikum
1.   Mengapa perlu dilakukan kalibrasi termometer, apa yang akan terjadi jika termometer tidak di kalibrasi?
2.      Mengapa titik leleh dari senyawa murni lebih kecil dari pada senyawa campuran?
3.   Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan apa saja yang mempengaruhi titik leleh senyawa campuran?

X. Kesimpulan 
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.      Kalibrasi termometer dapat dilakukan dengan menggunakan air dan minyak. Jika air digunakan untuk mengkalibrasi termometer dengan suhu maksimum 100oC sedangkan minyak digunakan untuk termometer dengan suhu maksimum 200oC.
2.      Untuk membedakan titik leleh senyawa murni dengan senyawa yang tidak murni yaitu dengan cara melihat titik leleh senyawa murni dan bandingkan dengan titik leleh yang kita dapatkan. Jika berbeda jauh berarti terdapat zat pengotor didalam sampel tersebut.
3.      Penentuan titik leleh dari senyawa murni yang telah dilakukan diperoleh salah satu data titik didih naftalen yaitu 79OC-80oC. sedangkan campurannya dengan senyawa glukosa titik didihnya naik menjadi 140oC-162OC.

XI.DAFTAR PUSTAKA
Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung : Grafindo Media Persada
Mukarimah 2013. Kimia Analisis Kualitatif. Jakarta : Buku kedokteran EGC.
Tim praktikum kimia Organik I. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organilk I. Jambi: Universitas Jambi.
Syamsurizal. 2019. Kalibrasi Termometer dan Penentuan Titik Leleh. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/ (Dikutip : 27 februari 2019)
Raharjo. 2010. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.


XII. LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1. Kalibrasi termometer dengan air dan es
untuk penentuan skala bawah termometer


Gambar 2.   Kalibrasi termometer dengan water bolt 
 untuk penentuan skala atas termometer

Gambar 3.   Pengujian titik leleh menggunakan MPA
(Melting Point Apparatus)

Share:

3 komentar:

  1. Saya Mita Istiana (A1C117083) akan membantu menjawab pertanyaan no 2.Karena senyawa yamg murni belum tercampur oleh zat pengotor. adanya zat pengotor ini dapat meningkatkan titik leleh dari senyawa apabila zat pengotornya memiliki titik leleh yg tinggi pula.

    BalasHapus
  2. saya erwin Pasaribu (A1C117003) akan menjawab pertanyaan nomor 3. adapun hal yang mempengaruhi titik leleh senyawa campuran ialah perbandingan komposisi setiap campuran zat dan titik leleh dari masing-masing zat yang dicampurkan. terimakasih

    BalasHapus
  3. Saya ratna kartika sari dengan nim 011 akan menjawab pertanyaan no 1. termometer perlu dilakukan untuk menguji apakah termometer masih layak digunakan atau tidak. jika tidak dikalibrasi maka kita tidak dapat memperoleh hasil yang akurat untuk pengukuran suhu.

    BalasHapus

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Pages

Visitors

Cari Blog Ini

Translate

Pengikut