KALIBRASI TERMOMETER DAN PENENTUAN TITIK
LELEH
NAMA:
MELISA OKTAPIANI
(A1C117043)
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Drs. Syamsurizal M.Si
PROGRA STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
VII. Data Pengamatan
7.1 Kalibrasi Termometer
No
|
Langkah Kerja
|
Pengamatan
|
1.
|
Dimasukkan termometer ke
dalam labu Erlenmeyer yang berisi air es dengan mulut Erlenmeyer disumbat.
|
Suhu pada termometer
mulai turun ke angka 0°C
|
2.
|
Dilakukan uji thermometer
tersebut lagi menggunakan air yang dididihkan
|
Didapat lah suhu pada
termometer yaitu 100°C dan suhu tidak naik lagi.
|
7.2 Penentuan Titik Leleh
7.2.1 Penentuan Titik Leleh
Campuran Dua Senyawa 1 : 1
No
|
Langkah Kerja
|
Pengamatan
|
1.
|
Campuran Naftalen dengan Glukosa
Dicampurkan dua senyawa tersebut dengan perbandingan 1 sudip naftalen
dan 1 sudip Glukosa. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh
campura dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi
terlebih dahulu.
|
Saat diamati didapat
titik leleh dari campuran tersebut yaitu 140°C - 162°C.
|
2.
|
Campuran Glukosa dengan
Alpha-naftol
Dicampurkan dua senyawa
tersebut dengan perbandingan 1 sudip Glukosa dan 1 sudip Alpha-Naftol.
Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua
senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih
dahulu.
|
Saat diamati didapat
titik leleh dari campuran tersebut yaitu 145°C – 168°C.
|
3.
|
Campuran Alpha-Naftol dengan Asam Benzoat
Dicampurkan dua senyawa
tersebut dengan perbandingan 1 sudip Alpha-Naftol dan 1 sudip Asam
Benzoat. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura
dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi
terlebih dahulu.
|
Saat diamati didapat
titik leleh dari campuran tersebut yaitu 148°C – 170°C.
|
4.
|
Campuran Asam Benzoat
dengan Maltosa
Dicampurkan dua senyawa
tersebut dengan perbandingan 1 sudip asam benzoat dan 1 sudip maltosa.
Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua senyawa
tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
|
Saat diamati didapat
titik leleh dari campuran tersebut yaitu 160°C – 180°C.
|
5.
|
Campuran Naftalen dengan Maltosa
Dicampurkan dua senyawa
tersebut dengan perbandingan 1 sudip naftalen dan 1 sudip maltosa
leleh campura dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah
dikalibrasi terlebih dahulu.
|
Saat diamati didapat
titik leleh dari campuran tersebut yaitu 145°C – 175°C.
|
7.2.2 Penentuan Titik Leleh Campuran Dua Senyawa 1
: 0,5
No
|
Langkah Kerja
|
Pengamatan
|
1.
|
Campuran Naftalen dengan Glukosa
Dicampurkan dua senyawa tersebut dengan perbandingan 1 sudip naftalen
dan ½ sudip Glukosa. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh
campura dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah
dikalibrasi terlebih dahulu.
|
Saat diamati didapat
titik leleh dari campuran tersebut yaitu 90°C - 128°C.
|
2.
|
Campuran Glukosa dengan
Alpha-naftol
Dicampurkan dua senyawa
tersebut dengan perbandingan 1 sudip Glukosa dan ½ sudip Alpha-Naftol.
Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua
senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih
dahulu.
|
Saat diamati didapat
titik leleh dari campuran tersebut yaitu 150°C – 165°C.
|
3.
|
Campuran Alpha-Naftol dengan Asam Benzoat
Dicampurkan dua senyawa
tersebut dengan perbandingan 1 sudip Alpha-Naftol dan ½ sudip Asam
Benzoat. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura
dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi
terlebih dahulu.
|
Saat diamati didapat
titik leleh dari campuran tersebut yaitu 160°C – 175°C.
|
4.
|
Campuran Asam Benzoat
dengan Maltosa
Dicampurkan dua senyawa
tersebut dengan perbandingan 1 sudip asam benzoat dan ½ sudip maltosa.
Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua senyawa
tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
|
Saat diamati didapat
titik leleh dari campuran tersebut yaitu 148°C – 169°C.
|
5.
|
Campuran Naftalen dengan Maltosa
Dicampurkan dua senyawa
tersebut dengan perbandingan 1 sudip naftalen dan ½ sudip maltosa.
Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua senyawa
tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
|
Saat diamati didapat
titik leleh dari campuran tersebut yaitu 138°C – 155°C.
|
7.2.3 Penentuan Titik Leleh Campuran Dua Senyawa 1
: 2
No
|
Langkah Kerja
|
Pengamatan
|
1.
|
Campuran Naftalen dengan Glukosa
Dicampurkan dua senyawa tersebut dengan perbandingan 1 sudip naftalen
dan 2 sudip Glukosa. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh
campura dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah
dikalibrasi terlebih dahulu.
|
Saat diamati didapat
titik leleh dari campuran tersebut yaitu 120°C - 160°C.
|
2.
|
Campuran Glukosa dengan
Alpha-naftol
Dicampurkan dua senyawa
tersebut dengan perbandingan 1 sudip Glukosa dan 2 sudip Alpha-Naftol.
Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua
senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih
dahulu.
|
Saat diamati didapat
titik leleh dari campuran tersebut yaitu 145°C – 170°C.
|
3.
|
Campuran Alpha-Naftol dengan Asam Benzoat
Dicampurkan dua senyawa
tersebut dengan perbandingan 1 sudip Alpha-Naftol dan 2 sudip Asam
Benzoat. Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura
dua senyawa tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi
terlebih dahulu.
|
Saat diamati didapat
titik leleh dari campuran tersebut yaitu 119°C – 165°C.
|
4.
|
Campuran Asam Benzoat
dengan Maltosa
Dicampurkan dua senyawa
tersebut dengan perbandingan 1 sudip asam benzoat dan 2 sudip maltosa.
Lalu dimasukkan kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua senyawa
tersebut melihat suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
|
Saat diamati didapat
titik leleh dari campuran tersebut yaitu 100°C – 140°C.
|
5.
|
Campuran Naftalen dengan Maltosa
Dicampurkan dua senyawa
tersebut dengan perbandingan 1 sudip naftalen dan 2 sudip maltosa. Lalu dimasukkan
kedalam pipa kapiler. Diuji titik leleh campura dua senyawa tersebut melihat
suhu pada termometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
|
Saat diamati didapat
titik leleh dari campuran tersebut yaitu 129°C – 158°C.
|
VIII.Pembahasan
8.1 Kalibrasi
Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur suhu, ataupun perubahan suhu. Terdapat banyak jenis termometer, tetapi
prinsip kerjanya sebenarnya sama. Termometer yang digunakan untuk kalibrasi ini
yaitu termometer raksa. Prinsip kerjanya yaitu ketika suhu meningkat, air raksa
yang berada di dalam wadah memuai sehingga panjang kolom air raksa bertambah.
Sebaliknya, ketika suhu menurun, panjang kolom air raksa berkurang. Pada bagian
luar tabung kaca terdapat angka-angka yang merupakan skala termometer tersebut.
Angka yang ditunjukkan oleh ujung atas kolom air raksa menyatakan nilai suhu
benda yang diukur.
Pengukuran suhu yang dilakukan dengan menggunakan
termometer yang sering kali tidak selalu menunjukkan hasil yang sama. Perbedaan
ini terjadi karena adanya pengaruh lingkungan, operator, metode pengukuran,
serta perawatan dari termometer yang kurang sehingga termometer tidak dapat
memberikan hasil yang akurat. Agar termometer dapat memberikan hasil ukur yang
akurat dengan keabsahan yang sama, maka perlu dilakukan kalibrasi terhadap
termometer tersebut. Kalibrasi dilakukan untuk menentukan apakah termometer masih
layak digunakan atau tidak. Oleh karena itu anda harus memikirkan cara dan teknis agar
termometer yang anda gunakan benar-benar akurat dan siap digunakan dengan
menggunakan prosedur baku kalibrasi termometer. Selain itu anda juga harus
dapat mengidentifikasi apakah suatu termometer masih layak dan berfungsi atau
dalam keadaan rusak permanen dan anda juga perlu memikirkan bagaimana
menghindari kerusakan termometer baik selama penyimpanan maupun penggunaannya
ketika mengukur suhu (Syamsurizal,2019).
Pada percobaan kalibarasi termometer ini bertujuan untuk
menguji apakah termometer layak digunakan untuk penentuan titik leleh dari
campuran senyawa. Sehingga dapat menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi
pada saat praktikum penentuan titik leleh senyawa. Termometer yang digunakan
pada kalibrasi ini adalah dua termometer raksa dengan suhu maksimum 100oC
dan 200oC. Kalibrasi yang dilakukan untuk termometer raksa dengan
suhu maksimum 100oC ini dilakukan dengan menggunakan air. Pertama
kami menggunakan air dingin atau air es yang memiliki titik beku 0°C sehingga
dapat digunakan untuk mengetahui batas bawah dari termometer masih berfungsi
atau tidak. Ketika termometer dimasukkan kedalam air es suhu pada termometer turun
dengan drastis mendekati skala nol, lalu secara perlahan semakin turun hingga
konstan pada suhu 0°C. Kedua kami gunakan air panas yang mendidih karena suhu
air ketika mendidih adalah 100°C maka kalibrasi dengan air panas bisa digunakan
untuk menentukan apakah batas atas dari termometer masih berfungsi atau tidak.
Ketika termometer dimasukkan kedalam air panas suhu pada termometer semakin
lama semakin naik hingga suhu konstan di 100°C.
Kalibrasi yang dilakukan untuk termometer raksa dengan suhu
maksimum 200oC dilakukan dengan menggunakan minyak. Minyak
dipanaskan sampai didihkan dan perlahan suhu pada thermometer naik hingga
mencapai suhu 200°C. Setelah dilakukan kalibrasi, dapat disimpulkan bahwa termometer
yang kami gunakan masih bagus dan layak untuk digunakan pada percobaan
penentuan titik leleh campuran senyawa.
8.2 Penentuan Titik Leleh
Titik leleh merupakan
temperatur dimana zat padat berubah wujud menjadi zat cair pada tekanan satu atmosfer.
Dengan kata lain, titik leleh merupakan suhu ketika fase padat dan cair
sama-sama berada dalam kesetimbangan.
Titik leleh senyawa organik mudah untuk diamati karena temperatur ketika zat
mulai meleleh hampir sama dengan temperatur dimana zat telah meleleh semuanya. Pada
penentuan titik leleh ini digunakan 5 macam sampel yaitu Naftalen, Glukosa,
Alpha-Naftol, Asam benzoat dan Maltosa.
Pengujian titik leleh
dilakukan dengan mencampuran dua senyawa dengan berbagai perbandingan, antara
lain 1:1, 1:5, dan 1:2. Adapun campuran senyawa tersebut adalah campuran
naftalen dengan glukos, campuran glukosa dengan alpha-naftol, campuran
alpha-naftol dengan asam benzoat, campuran asam benzoat dengan maltosa, serta campuran
naftalen dengan maltosa.
Sebelum mencampurkan
zat-zat tersebut kami menguji dulu apakah zat itu benar-benar murni atau telah
terkontaminasi oleh pengotor dengan menguji titik leleh untuk kelima zat yang
disebutkan diatas. Adapun hasil pengujian titik leleh untuk kelima zat itu
adalah sebgai berikut :
No
|
Nama senyawa
|
Titik Leleh
|
|
Manual
|
MPA
|
||
1.
|
Naftalen
|
79°C - 80°C
|
79°C – 79,9°C
|
2.
|
Glukosa
|
138°C - 142°C
|
140°C - 146°C
|
3.
|
Alpha-naftol
|
94°C - 96°C
|
96°C - 98°C
|
4.
|
Asam benzoat
|
117°C - 120°C
|
119°C - 121°C
|
5.
|
Maltosa
|
98°C - 100°C
|
100°C – 102°C
|
Setelah menguji titik leleh
asing-masing zat barulah zat-zat itu dicampurkan dengan tujuan untuk melihat
apakah jika suatu senyawa dicampurkan maka titik
lelehnya akan mengalami penyimpangan dari titik leleh senyawa murninya.
1) Campuran naftalen dengan glukosa
Untuk campuran naftalen dan
glukosa dengan perbandingan 1:1. Naftalen dan glukoasa yang digunakan masing-masing
sebanyak 1 sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa kapiler.
Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara manual
atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 140°C saat zat mulai
meleleh hingga 162°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya.
Untuk campuran naftalen dan
glukosa dengan perbandingan 1:0,5. Naftalen digunakan sebanyak 1 sudip dan
glukosa yang digunakan sebanyak ½ sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan
kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya
menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil
yaitu 90°C saat zat mulai meleleh hingga 128°C saat zat tersebut sudah meleleh
semuanya.
Untuk campuran naftalen dan
glukosa dengan perbandingan 1:2. Naftalen digunakan sebanyak 1 sudip dan glukosa
yang digunakan sebanyak 2 sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa
kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara
manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 120°C saat zat
mulai meleleh hingga 160°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya.
2)
Campuran glukosa dengan alpha-naftol
Untuk campuran glukosa dengan alpha-naftol
dengan perbandingan 1:1. Glukosa dengan alpha-naftol yang digunakan
masing-masing sebanyak 1 sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa
kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara
manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 145°C saat zat
mulai meleleh hingga 168°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya.
Untuk campuran glukosa dengan alpha-naftol dengan
perbandingan 1:0,5. Glukosa yang digunakan sebanyak 1 sudip dan alpha-naftol
yang digunakan sebanyak ½ sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa
kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara
manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 150°C saat zat
mulai meleleh hingga 165°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya.
Untuk campuran glukosa dengan alpha-naftol dengan
perbandingan 1:02. Glukosa yang digunakan sebanyak 1 sudip dan alpha-naftol
yang digunakan sebanyak 2 sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa
kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara
manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 145°C saat zat
mulai meleleh hingga 170°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya.
3)
Campuran alpha-naftol dengan asam benzoat
Untuk campuran alpha-naftol
dengan asam benzoat dengan perbandingan 1:1. alpha-naftol dengan asam benzoat
yang digunakan masing-masing sebanyak 1 sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan
kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya
menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil
yaitu 148°C saat zat mulai meleleh hingga 170°C saat zat tersebut sudah meleleh
semuanya.
Untuk campuran alpha-naftol
dengan asam benzoat dengan perbandingan 1:0,5. alpha-naftol yang digunakan sebanyak
1 sudip dan asam benzoat yang digunakan sebanyak ½ sudip. Selanjutnya campuran
dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik
leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh
hasil yaitu 160°C saat zat mulai meleleh hingga 175°C saat zat tersebut sudah
meleleh semuanya.
Untuk campuran alpha-naftol
dengan asam benzoat dengan perbandingan 1:2. alpha-naftol yang digunakan
sebnayak 1 sudip dan asam benzoat yang digunakan sebayak 2 sudip. Selanjutnya
campuran dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji
titik leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami
peroleh hasil yaitu 119°C saat zat mulai meleleh hingga 165°C saat zat tersebut
sudah meleleh semuanya.
4)
Campuran asam benzoat dengan maltosa
Untuk campuran asam benzoat
dengan maltosa dengan perbandingan 1:1. asam benzoat dengan maltosa yang
digunakan masing-masing sebayak 1 sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan
kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya
menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil
yaitu 160°C saat zat mulai meleleh hingga 180°C saat zat tersebut sudah meleleh
semuanya.
Untuk campuran asam benzoat
dengan maltosa dengan perbandingan 1:0,5. asam benzoat yang digunakan sebayak 1
sudip dan maltosa yang digunakan sebanyak ½ sudip. Selanjutnya campuran
dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik
leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh
hasil yaitu 148°C saat zat mulai meleleh hingga 169°C saat zat tersebut sudah
meleleh semuanya.
Untuk campuran asam benzoat
dengan maltosa dengan perbandingan 1:2. asam benzoat yang digunakan sebayak 1
sudip dan maltosa yang digunakan sebanyak 2 sudip. Selanjutnya campuran
dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik
leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh
hasil yaitu 100°C saat zat mulai meleleh hingga 140°C saat zat tersebut sudah
meleleh semuanya.
5)
Campuran naftalen dengan maltosa
Untuk capuran naftalen
dengan maltosa dengan perbandingan 1:1. naftalen dengan maltosa yang digunakan
masing-masing sebayak 1 sudip. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam pipa
kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik leleh nya menggunakan cara
manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh hasil yaitu 145°C saat zat
mulai meleleh hingga 175°C saat zat tersebut sudah meleleh semuanya.
Untuk campuran naftalen
dengan maltosa dengan perbandingan 1:0,5. naftalen yang digunakan sebayak 1
sudip dan maltosa yang digunakan sebanyak ½ sudip. Selanjutnya campuran
dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik
leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh
hasil yaitu 138°C saat zat mulai meleleh hingga 155°C saat zat tersebut sudah
meleleh semuanya.
Untuk campuran naftalen
dengan maltosa dengan perbandingan 1: 2. naftalen yang digunakan sebayak 1
sudip dan maltosa yang digunakan sebanyak 2 sudip. Selanjutnya campuran
dimasukkan kedalam pipa kapiler. Kemudian campuran tersebut kami uji titik
leleh nya menggunakan cara manual atau menggunakan termometer dan kami peroleh
hasil yaitu 129°C saat zat mulai meleleh hingga 158°C saat zat tersebut sudah
meleleh semuanya.
Berdasarkan data titik
leleh campuran senyawa dapat dilihat bahwa ada apabila suatu senyawa
dicampurkan maka akan terjadi perubahan titik leleh dari senyawa tersebut. hal
ini tergantung kepada titik leleh dari senyawa yang ditambahkan. Apabila
senyawa yang ditambahkan memiliki titk leleh yang lebih tinggi maka titik leleh
dari senyawa tersebut akan naik. Dan begitupula sebaliknya. Misalnya pada
senyawa murni glukosa dan alpha-naftol. Glukosa memiliki titik leleh yang lebih
tinggi dibandingkan dengan alpha-naftol. Senyawa yang memiliki titik leleh
lebih tinggi memiliki daya tarik antar molekul-molekul yang lebih besar
sehingga campuran antara glukosa dan alpha-naftol menjadi sulit untuk dilepas.
Perlu suhu yang tinggi untuk melepaskan ikatan antar molekulnya. Itulah
sebabnya saat glukosa dan alpha-naftol dicampurkan titik leleh dari alpha-naftol
menjadi lebih besar bahkan melewati titik leleh senyawa murninya.
IX. Pertanyaan Pasca Praktikum
1. Mengapa perlu dilakukan kalibrasi termometer,
apa yang akan terjadi jika termometer tidak di kalibrasi?
2.
Mengapa titik leleh dari senyawa murni lebih
kecil dari pada senyawa campuran?
3. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan
apa saja yang mempengaruhi titik leleh senyawa campuran?
X. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.
Kalibrasi termometer dapat dilakukan dengan
menggunakan air dan minyak. Jika air digunakan untuk mengkalibrasi termometer
dengan suhu maksimum 100oC sedangkan minyak digunakan untuk termometer
dengan suhu maksimum 200oC.
2.
Untuk membedakan titik leleh senyawa murni
dengan senyawa yang tidak murni yaitu dengan cara melihat titik leleh senyawa
murni dan bandingkan dengan titik leleh yang kita dapatkan. Jika berbeda jauh
berarti terdapat zat pengotor didalam sampel tersebut.
3.
Penentuan titik leleh dari senyawa murni yang
telah dilakukan diperoleh salah satu data titik didih naftalen yaitu 79OC-80oC.
sedangkan campurannya dengan senyawa glukosa titik didihnya naik menjadi 140oC-162OC.
XI.DAFTAR PUSTAKA
Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar
Kimia. Bandung : Grafindo Media Persada
Mukarimah 2013. Kimia
Analisis Kualitatif. Jakarta : Buku kedokteran EGC.
Tim praktikum kimia Organik I.
2016. Penuntun Praktikum Kimia Organilk I. Jambi: Universitas Jambi.
Syamsurizal.
2019. Kalibrasi Termometer dan Penentuan
Titik Leleh. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/
(Dikutip : 27 februari 2019)
Raharjo. 2010. Prinsip-Prinsip Kimia Modern.
Jakarta : Erlangga.
XII. LAMPIRAN GAMBAR
Gambar 1. Kalibrasi termometer dengan air dan es untuk penentuan skala bawah termometer |
Gambar 2.
Kalibrasi termometer dengan water
bolt
untuk penentuan skala atas
termometer
|
Gambar 3.
Pengujian titik leleh menggunakan
MPA
(Melting Point Apparatus)
|
Saya Mita Istiana (A1C117083) akan membantu menjawab pertanyaan no 2.Karena senyawa yamg murni belum tercampur oleh zat pengotor. adanya zat pengotor ini dapat meningkatkan titik leleh dari senyawa apabila zat pengotornya memiliki titik leleh yg tinggi pula.
BalasHapussaya erwin Pasaribu (A1C117003) akan menjawab pertanyaan nomor 3. adapun hal yang mempengaruhi titik leleh senyawa campuran ialah perbandingan komposisi setiap campuran zat dan titik leleh dari masing-masing zat yang dicampurkan. terimakasih
BalasHapusSaya ratna kartika sari dengan nim 011 akan menjawab pertanyaan no 1. termometer perlu dilakukan untuk menguji apakah termometer masih layak digunakan atau tidak. jika tidak dikalibrasi maka kita tidak dapat memperoleh hasil yang akurat untuk pengukuran suhu.
BalasHapus