- just are enough just be you are -

Jumat, 29 Maret 2019

Laporan Praktikum Kimia Organik 1 | Reaksi-Reaksi Aldehid dan Keton

REAKSI-REAKSI ALDEHID DAN FENOL



NAMA:
MELISA OKTAPIANI
(A1C117043)

NAMA DOSEN:
Dr. Drs. Syamsurizal M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019



VII. Data Pengamatan

7.1 Uji Cermin Kaca, Tollens
No
Perlakuan
Hasil
1.
Disiapkan tabung reaksi diisi dengan masing-masing pereaksi tollens sebanyak 2 ml
Awalnya pereaksi tollens berwarna bening
2.
Ditambahkan dua tetes formalin pada tabung pertama dan diaduk serta didiamkan10 menit
Setelah 10 menit dikocok tanpa pemanasan langsung terbentuk cermin perak.
3.
Ditambahkan 2 tetes benzaldehid dan diaduk pada tabung kedua
Tidak terbentuk apa-apa.
4.
Ditabung kedua dilakukan pemanasan karena tidak terbentuk endapan untuk mempercepat reaksi
Diperoleh endapan cermin perak setelah lewat 5 menit pemanasan
5.
Ditambahkan 2 tetes aseton dan diaduk serta dipanaskan pada tabung ketiga
Tidak terbentuk endapan
6.
Ditambahkan 2 tetes sikloheksanon dan diaduk serta dipanaskan.
Tidak terbentuk endapan apa-apa


7.2 Uji Benedict 
No
Perlakuan
Hasil
Formaldehid
Benzaldehid
Aseton
Sikloheksana
1            1.
Dimasukkan 5 ml pereaksi Benedict
 Warna biru
Warna biru
Warna biru
Warna biru
   2.
Dimasukkan kemasing-masing tabung dengan pelarut uji sebanyak 5 tetes dan dipanaskan selama 10-15 menit
Larutan menjadi warna biru yang lenih pekat dan di bagian bawah nya terbentuk endapan merah bata
Terdapat 3 fasa yaitu bagian atas berwarna biru pekat, tengahnya berwarna bening dan dibagian bawahnya berwarna biru
Warna biru pekat dan tidak terbentuk lapisan ataupun endapan
Tidak terdapat endapan namun terjadi 2 fasa yaitu dibagian atas terdapat minyak dan bawahnya berwarna biru

7.3 Pengujian dengan fenilhidrazin
No
Perlakuan
Hasil
1.
5 ml Fenilhidrazin + 10 ml benzaldehid.
Larutan berwarna kuning. Ketika didiamkan terdapat 3 lapisan. Lapisan atas berwarna kuning, lapisan tengah berwarna putih dan lapisan bawah berwarna kuning
2.
5 ml Fenilhidrazin + 10 ml Sikloheksanon
Larutan dicampurkan menjadi warna kuning pucat. Dan terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas berwarna kuning pucat lapisan bawah berwrna bening.

7.4 Pembuatan Oksim 
No
Perlakuan
Hasil
           1.
Dilarutkan 1 gr HCl dalam 4 ml air bening dan ditambahkan 4 ml air.
Larutan berubah warna menjadi hijau pekat ketika ditambahkan tembaga (II) sulfat anhidrat
2.
Dpaaskan 35 ˚C  dan digoncangkan selama 1-2 menit
Hasilnya larutan berwarna hijau lumut keruh dan terbentuk sikloheksanon-oksim
3.
Didinginkan dalam lemari es dan disaring kristal
Ada endapan warna putih
4.
Dicuci endapan dengan 2ml air esdan dikeringkan
Endapan bersih tanpa ada warna hijau dan terdapat endapan berwarna putih dan dihasilkan yang lembek (cruft)

7.5 Reaksi Haloform 
No
Perlakuan
Hasil
1.
Dimasukkan 5 tetes aseton dalam 3 ml larutan NaOH 5%
Warna larutan bening
2.
Ditambahkan sekitar 10 ml larutan iodium iodida
Warna larutan menjadi warna betadine
3.
Digoncang larutan
Coklatnya tidak hilang dan terdapat butiran kuning emas diatas dan dibawah
4.
Kedalam tabung reaksi yang lain dimasukkan 3 mL Propanol dan 3 tetes larutan Iodium iodida
Larutan berwarna kuning lebih pekat
5.
Kedalam tabung reaksi yang lain dimasukkan 0,5 gram tembakau + 10 ml aquades dan 3 tetes larutan Iodium iodida
Larutan yang terbentuk berwarna coklat

7.6 Kondensasi Aldol
No
Perlakuan
Pengamatan
1.
0,5 ml asetaldehid ditambahkan 4 ml NaOH 1%. dan di goncang dan dicatat baunya
Larutan berwarna bening terdapat bau seperti balon
2.
Di didihkan campuran 3 menit
Larutan berwarna kuning dan timbul bau tengik
3.
Disusun alat refluks. Dalam labu ditempatkan etanol, 1 ml aseton, 1 ml benzaldehid dan 5 ml NaOH 5%. Campuran direfluks 5 menit.
Terdapat endapan bukan Kristal

VIII. PEMBAHASAN
           Senyawa-senyawa aldehid dan keton merupakan molekul polar karena memiliki suatu ikatan karbonil yang menyebabkan adanya momen dipol diantara ikatan rangkap karbon dan oksigen sehingga mejadikan senyawa-senyawa karbonil memiliki titik didih yang lebih tinggi dari pada suatu alkena dengan berat molekul yang sama. Pada percobaan reaksi-reaksi aldehid dan keton ini dilakukan dengan beberapa pengujian yaitu uji cermin kaca (Tollens), Uji benedict, Pengujian dengan fenilhidrazin, Pembuatan oksim, Reaksi haloform serta Kondensasi Aldol. Dimana pada setiap pengujian digunakan beberapa sampel aldehid dan keton yang digunakan sebagai pembanding terhadap reaksi aldehid dan keton(Syamsurizal,2019).
8.1 Uji Cermin Kaca, Tollens
            Dalam uji cermin kaca tollens ini digunakan laurutan perak nitrat 5%, NaOH 5%, ammonium hidroksida 2% Yang diuji dengan benzaldehid, aseton, sikloheksana dan formalin. Langkah pertama pada uji tollens yaitu memasukkan 2 ml pereaksi tollens kedalam 4 tabung reaksi. Tabung reaksi pertama, ditambahkan dengan dua tetes formalin, diaduk dan didiamkan selama 10 menit. Setelah 10 menit dilaukan pengocokan maka terbentuklah cermin perak tanpa dilakukan pemanasan. Tabung reaksi kedua, ditetesi dengan benzaldehid kemudian diaduk, tidak ada perubahan apa-apa yang berarti tidak terjadi reaksi antara benzaldehid dan tollens. Selanjutnya tabung reaksi kedua dipanaskan maka terbentuklah cermin perak setelah pemanasan selama 5 menit. Tabung reaksi ketiga,  ditambahkan 2 tetes aseton dan diaduk lalu dipanaskan/ setelah diamati tidak terbentuk endapan yang berarti aseton tidak dapat bereaksi dengan tollens. Tabung reaksi Keempat, ditambahkan 2 tetes sikloheksanon, diaduk dan dipanaskan dan tidak memberikan reaksi apa-apa. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa aldehid dapat bereaksi dengan tollens sedangkan keton tidak dapat bereaksi.

8.2  Uji Benedict 
Pada uji benedict ini dilakukan pengujian dengan empat sampel yang berbeda yaitu fromaldehid, benzaldehid, aseton dan sikloheksana. Pereaksi benedict yang digunakan dalam uji ini terdiri atas larutan natrium sitrat, larutan natrium karbonat, dan Tembaga Sulfat. Apabila benedict dan laurutan aldehid dipanaskan maka akan terjadi reaksi redoks (reduksi dan oksidasi). Aldehid akan dioksidasi menjadi menjadi asam karboksilat sedangkan benedict akan tereduksi menjadi Cu2O yang akan mengendap pada bagian bawah tabung. Pada pencampuran pereaksi benedict dengan formaldehid mengasilkan larutan berwarna biru yang jernih dan terbentuk endapan merah bata. Hal ini membuktikan bahwa formaldehid teroksidasi dengan pereaksi benedict sehingga senyawa ini termasuk kedalam gugus aldehid. Sedangkan pada pencampuran dengan benzaldehid akan menghasilkan 3 fasa yang berwarna biru pekat pada lapisan, bening ditengah, dan biru di lapisan bawah. Pada pencampuran perekasi benedict dengan aseton tidak terbentuk endapan. Hal ini berarti aseton tidak teroksidasi dengan pereaksi benedict yang menandakan bahwa senyawa ini termasuk dedalam gugus keton. Sedangkan pada pencampuran dengan sikloheksana akan menghasilkan dua fasa, bagian bawah berwarna biru dan bagian atas terdapat minyak.
8.3  Pengujian dengan fenilhidrazin
Pada uji dengan fenilhidrazin ini digunakan dua sampel yang akan diuji yaitu benzaldehid dan sikloheksanon. Ketika 5 ml fenilhidrazin dicampur dengan 10 ml benzaldehid terjadi perubahan warna larutan menjadi warna kuning dan ketika didiamkan terbentuklah tiga lapisa atau tiga fasa yang berwarna kuning dibagian atas dan bawah, dan berwarna putih ditengah. Sedangkan pada pencampuran fenilhidrazin dengan sikloheksanon hanya terbentuk 2 fasa yaitu lapisan atas berwarna kuning pucat dan berwarna bening dibagian bawahnya.
8.4  Pembuatan Oksim 
Pada percobaan pembuatan oksim ini bertujuan untuk mengasilkan kristal siklohesanon oksim kemudian diuji titik lelehnya. Pertama-tama dilarutkan 1 gr HCL dalam 4 ml air bening dan ditambhakan tembaga(II)sulfat anhidrat menyebabkan terjadi perubahan warna larutan menjadi hijau pekat. Kemudian dipanaskan sampai pada sahu 35oC dan diguncang menyebabakn warna hujau pekat tadi berubah menjadi hiau lumut keruh dan terbentuklah sikloheksanon-oksim. Ketika didinginkan menggunakan es terdapat endapan berwarna putih. Endapan disaring dan dicuci sampai bersih sampai warna hijau hilang. Endapan yang dihasilkan memiliki tektur yang lembek (cruft) ketika dipanaskan untuk mengetahu titik didihnya endapannya langsung mencair.
8.5  Reaksi Haloform 
Pada reaksi haloform, 5 tetes aseton dilarutkan dengan 3 ml NaOH 5%, lalu ditambahkan 10 ml larutan iodida sehingga larutan berbaeubah warna dari bening menjadi warna betadine. Kemudian campuran digoncangkan menyebabkan muncul butiran-butiran kuning emas dala larutan. Pada tabung yang lain dimasukkan 6 ml propanol dan 3 tetes iodium iodida sehingga menjadikan larutan berwarna kuning lebih pekat. Kemudian ditambahkan 0,5 gr tembakau, 10 ml aquades dan 3 tetes iodium iodida yang mengubah warna larutan dari kuning menjadi coklat.
8.6  Kondensasi Aldol
Pada percobaan ini 0,5 ml asetaldehid dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 4 ml NaOH 1% larutan tersebut berwarna bening dan baunya seperti balon. Kemudaian campuran di didihkan selama 3 menit hingga warna larutan menjadi warna kuning dan bau nya menjadi tengik. Lalu kami merangkai alat refluks yang bertujuan untuk mendapatkan Kristal sehingga dapat ditentukan titik lelehnya. Campuran yang akan direfluks yaitu 50 ml etanol ditambahkan 1 ml aseton, 2 ml benzaldehid serta 5 ml larutan NaOH. Campuran tersebut di refluks selama lebih kurang 5 menit dan pada suhu ke 31oC sudah mulai terjadi penetesan air. Setelah selesai direfluks larutan dalam tabung didinginkan menggunakan es batu dan terbentuk cruft. Sehingga tidak bisa kami lakukan uji titik lelehnya. 

IX. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan antara lain sebagai berikut :
1.      Senyawa karbonil adalah kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil C=O , karbonil merupakan suatu gugus polar, oleh karenany aldehid dan keton memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada hidrokarbon yang berat molekulnya setara kecuali jika dibandingkan dengan alkohol maka senyawa karbonil memiliki titik didih yang lebih rendah daripada alkohol karena tidak mampu membentuk ikatan hidrogen antara molekul-molekunya.
2.      Aldehid dan Keton adalah senyawa yang memili gugus karbonil (C=O). Perbedaan antara aldehid dan keton adalah gugus karbonil pada aldehid terletak pada ujung rantai induk dan diakhiri dengan atom hidrogen sedangkan katon memiliki gugus karbonil yang diapit atau berada ditengah.
3.      Jenis-jenis pengujian kimia sederhana yang dapat membedakan aldehid dan keton yaitu uji tollens, uji benedict, uji dengan fenilhidrazin.

X. PERTANYAAN PASCA PRAKTIKUM
1)     Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan jelaskanlah perbedaan antara aldehid dan keton?
2)     Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan jelaskanlah mengapa pada uji benzaldehid dengan pereaksi tollens akan mengasilkan endapan cermin perak setelah pemanasan sedangkan pada saat formalin diuji dengan pereaksi tollens akan memberikan endapan cermin perak tanpa dilakukan pemanasan?
3)     Mengapa senyawa keton sulit untuk dioksidasi?

XI. DAFTAR PUSTAKA
Acton. 2013. Kimia Orgabik Dasar II. Yogyakarta : UGM Press
Katja. 2004. Kimia Organik Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Pauling. 2012. General Chemistry.  San Fransisco :Courie Dover Publications.
Syamsurizal. 2019. Reaksi-Reaksi Aldehid dan Keto.  http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/ (Diakses : 21 Maret 2019)
Wilbraham. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung : Intitut Teknologi Bandung

XII. LAMPIRAN

Gambar 1. Pereaksi Benedict

Gambar 3. Hasil uji fenilhidrazin

Gambar 3. Hasil reaksi haloform

Gambar 4. Uji tollens menghasilkan cermin kaca




Share:

3 komentar:

  1. Saya Yuyun Ernawati (A1C117063) akanmencoba menjawab pertanyaan nomor 1, menurut saya Perbedaan dari aldehid dan keton sendiri antara lain senyawa aldehid mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen sedangkan keton yaitu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil. Aldehida mudah teroksidasi sedangkan keton agak sukar teroksidasi. Aldehida lebih reaktif dibandingkan dengan keton terhadap adisi nukleofilik. aldehid dapat bereaksi dengan pereaksi tollens menghasilkan cermin perak dan pereaksi benedict menghasilkan endapan merah bata sedangkan keton tidak dapat berekasi dengan tollens dan benedict.

    BalasHapus
  2. saya brezza (055) akan menjawab no 2 benzaldehid merupakan senyawa aromatik karena aldehid yang terikat pada cicin aromatik benzena sehingga menjadi sulit untuk bereaksi dan butuh waktu yang lama. oleh karena itu pada uji benzaldehid dengan pereaksi tollens diperlukan proses pemanasan untuk mempercepat terjadinya reaksi antara benzaldehid dan tollens sedangkan pada saat formalin diuji dengan pereaksi tollens tidak dilakukan pemanasan karena formalin bukan senyawa aromatik.

    BalasHapus
  3. Saya Seprida Anjelina (A1C117051) ingin mencoba menjawab pertanyaan nomor 3. karena keton tidak memiliki atom hidrogen sehingga tidak mudah dioksidasi. Senyawa keton sulit dioksidasi karena Keton hanya bisa dioksidasi dengan menggunakan agen pengoksidasi kuat yang memilki kemampuan untuk memutus ikatan-ikatan karbon.

    BalasHapus

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Pages

Visitors

Cari Blog Ini

Translate

Pengikut