KEISOMERAN GEOMETRI
Pengubahan
asam maleat menjadi fumarat
NAMA:
MELISA
OKTAPIANI
(A1C117043)
NAMA
DOSEN:
Dr.
Drs. Syamsurizal M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
I. Judul :
Keisomeran Geometri “Pengubahan Asam
Maleat Menjadi Fumarat”
II. Hari/Tanggal : Sabtu/ 25 April
2019
III. Tujuan
Percobaan : Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Untuk
mengetahui asas dasar keisomeran ruang khususnya isomer geometri
2. Untuk
mengetahui perbedaan konfigurasi cis dan trans secara kimia dan fisika
3. Untuk
mengetagui tentang isomer geometri
IV.
Landasan Teori
Isomer
geometri didefinisikan sebagai isomer yang disebabkan oleh adanya perbedaan
letak atau gugus geomerti. Pada isomer ini biasanya terdapat kompleks planar
segiempat dan oktahedrat, selain kompleks yang disebutkan tidak terdapat isomer
geometris seperti pada kompleks dengan struktur linear, trigonal planar ataupun
tetrahedral. Komples yang mempunyai isomer hanyalah komplek yang bereaksi
sangat lambat dan kompleks yang inert. Ini disebabkan karena kompleks-kompleks
yang berekasi sangat cepat atau kompleks-kompleks yang labil, sering bereaksi
lebih lanjut embentuk isomer yang stabil (Shelva, 1990).
Pada
beberapa senyawa kompleks yang memiliki bilangan koordinasi tertentu berlaku
isomer cis-trans yaitu dengan bilangan koordinasi 4,5, dan 6. Khusus untuk
bilangan koordinasi 4 keisomeran hanya terjadi pada bangun berisi empat ligan
yang mempunyai jarak yang sama ke logam pusat. Contohnya senyawa komplek
platina(II), Pb(NH3)2-Cl2, senyawa ini
mempunyai dua senyawa isomer yang berbeda pada kelarutan, warna dan sifat-sifat
lainnya. (Rivai,1994)
Cis merupaka
suatu struktur yang terdiri dari dua gugus yang terletak pada suatu sisi ikatan
p. Sedangkan trans memiliki gugus-gugus yang terletak pada sisi yang
berlawanan. Sifat-sifat fisik antara cis dan trans berbeda karena merka
merupakan senyawa yang berbeda atau berlainan. Tetepi kedua senyawa ini
bukanlah isomer-isomer struktur karena urutan ikatan-ikatan atom-atom dan
lokasi ikatan rangkapnya sama. Pasangan isomer ini termasuk dalam kategori
umumstereoisomer, senyawa berlainan mempunyai struktur yang sama, berbeda hanya
dalam penataan atom-atom dalam ruangan. Lebih lanjut pasangan isomer ini
termasuk dalam kategori yang lebih spesifik : isomer geometri :
stereoisomer-stereoisomer yang berbeda karena gugus-gugus berada pada satu sisi
atau pada sisi-sisi yang berlawanan terhadap letak ketegaran
melekul(Fessenden,1997).
Apabila
kompleks logam koordianat empat tipe (MA2B2) memiliki
isomer geometri, misalnya cis dan trans, maka dapat disimpulkan bahwa komples
itu bujur sangkar. hanya kompleks yang berbentuk bujur sangkar yang mempunyai isomer geometri sehungga tidak mungkin bagi kompleks ini untuk berbentuk tetrahedral karena
bentuk tetrahedral tidak memiliki isomer geometri( Ramlawati, 2005)
Pada senyawa organik rantai siklik seperti cincin karbon sikloalkana ditemukan adanya isomer geometri. pada senyawa ini akan terbentuk bidang pseudo
yang dapat digunakan untuk menetapkan orientasi relatif atom atau gugus yang
terikat pada cincin tersebut(stereokimianya). Berdasarkan kesepakatan para ahli kimia, digunakan ikatan berbentuk baji untuk
menunjukkan gugus/atom yang terletak di atas bidang rata-rata cincin (atas),
dan garis tetas untuk ikatan pada atom atau kelompok yang terletak di bawah
cincin (bawah).
Suatu
isomer geometri dengan orientasi tertentu dapat diubah orientasinya misalnya
pada asam maleat atau cis-asam
butenadioat yang memiliki dua gugus karboksilat umumnya digunakan
sebagai bahan dasar untuk pembuatan asam fumarat atau trans-asam
butena dioat
Isomerisasi
ini dikatalisis oleh berbagai pereaksi, seperti asam mineral seperti asam
sulfat atau asam khlorida dan tiourea dan pemanasan yang memadai (Syamsurizal, 2019).
V.
Alat dan Bahan
5.1
Alat
1.
Erlenmeyer
2.
Pembakar
Bunsen
3.
Corong
Buchner
4.
Labu
Bulat
5.
Alat
Penentu Titik Didih
6.
Kondensor
refluks
6.2
Bahan
1.
Kertas
Saring
2.
Anhidrida
Maleat
3.
HCl
pekat
VI. Prosedur Kerja
1.
Dididihkan
20 ml air suling di dalam erlenmeyer
2.
Ditambahkan
15 gr anhidrida maleat sampai larutan menjadi jernih
3.
Didinginkan
labu dibawah pancaran air kran sampai sejumlah maksimum asam maleat mengkristal
dari larutan
4.
Dikumpulkan
asam maleat diatas corong buchner
5.
Dikeringkan
dan ditentukan titik lelehnya
6.
Dipindahkan
filtrat yang mengandung banyak maleat kedalam labu bundar
7.
Ditambahkan
15 ml HCl pekat
8.
Direfluks
perlahanlahan selama 10 menit samapi kristal asam fumarat mengendap dari
larutan
9.
Di
dinginkan pada suhu kamar
10.
Dikumpulkan
asam fumarat dalam corong buchner
11.
Direkristalisasi
dalam air
12.
Ditentukan
titik lelehnya dengan menggunakan melting blok logam
Vidio
Pertanyaan
1.
Apakah yang membedakan asam maleat dengan asam fumarat?
2.
Senyawa
apa saja yang dapat membentuk isomer geometri?
3.
mengapa air perlu dipanaskan terlebih dahulu sebelum digunakan?