- just are enough just be you are -

Sabtu, 13 April 2019

Jurnal Praktikum Kimia Organik I | Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Kolom

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KROMATOGRAFI KOLOM





NAMA:
MELISA OKTAPIANI
(A1C117043)

NAMA DOSEN:
Dr. Drs. Syamsurizal M.Si


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019

I.                    Judul                           : Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Kolom
II.                  Hari/Tanggal             : Sabtu/ 18 April 2019
III.               Tujuan Percobaan    : Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui prinsip pemisahan dengan cara kromatografi
2.    Untuk mengetahui perbedaan antara kromatografi lapis tipis dengan kromatografi kolom
3.     Untuk melakukan praktikum kromatografi lapis tipis dengan kromatografi kolom dengan berbagai jenis sampel kimia

IV.               Landasan Teori
Kromatografi didefiniskan sebagai suatu teknik pemisahan kimia yang digunakan untuk memisahkan campuran zat menjadi komponen-komponen penyusun yang lebih sederhana. Kromatografi digolongkan menjadi beberapa macam diantaranya, lapis tipis, kromatografi cair, kromatografi gas, kromatografi penukar ion, kromatografi afinitas. Prinsip dasar untuk semua jenis kromatografi adalah sama yaitu komponen penyusun suatu zat terletak pada perbedaan afinitas atau gaya adesi dari setiap jenis analit terhadap fasa diam dan fasa gerak sehingga masing-masing komponen penyusun suatu zat terpisah satu sama lain(Syamsurizal,2019).
Pada Kromatografi lapis tipis (KLT) yang disebut juga kromatografi kolom terbuka yaitu metode yang  sederhana, sensitif dan cepat dalam pemisahan yang dapatmelakukan pemisahan dengan  kecepatan pemisahan yang tinggi dan mudah. Pada KLT terdapat fasa gerak dan fase diam yang mana fase geraknya akan bergerak sepanjang fasa diam dan terbentuk kromatografi (Khopar,2003).
Salah satu komponen yang penting dalam proses pemisahan dengan kromatografi adalah fase diam (stationary phase) karena adanya interaksi dengan fase diamlah terjadi perbedaan waktu retensi (tR) dan terpisahnya komponen senyawa analit. Interaksi yang dimaksud yaitu melarut, teradsopsi, atau bereaksi secara kimia (penukaran ion). Fase diam dapat berupa bahan kecil atau cairan yang umumnya dilapisi pada padatan pendukung. Fase gerak (mobile phase) merupakan pembawa analit dapat bersifat inert maupun berinteraksi dengan analit tersebut. fase gerak ini tidak hanya dalam bentuk cairan tapi juga dapat berupa gas inert yang umumnya dapat dipakai sebahai carrier gas senyaw mudah menguap.(Denikrisna,2010).
Menurut  Soebagio (2000), Dalam proses kromatografi selalu terdapat salah satu kecenderungan sebagai berikut :
a.       Kecenderungan molekul-molekul komponen untuk melarut dalam cairan
b.      Kecenderungan molekul-molekul komponen untuk melekat pada permukaan padatan halus (adsopsi/penyerapan)
c.       Kecenderungan molekul-molekul komponen untuk bereaksi secara kimia (penukaran ion).
            Dalam melakukan kromatografi maka pemisahan komponen didasarkan pada pendistribusian zat antara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak.  Dimana proes pendistribusian zat dalam kromatografi ini dipengaruhi oleh kepolaran suatu senyawa, jika senyawa semakin polar maka semakin kuat ia dapat penyerap air, sehingga kereaktifan menurun. Untuk menentukan nilai Rf senyawa dengan menggunakan rumus:
Rf = Jarak yang ditempuh senyawa / jarak yang ditempuh pelarut
(Tim Kimia Organik, 2016)

V.                  Alat dan Bahan
5.1  Alat
1.      Plat TLC
2.      Gelas Piala
3.      Tabung Reaksi
4.      Bejana
5.      Cawan Petri
6.      Pipa Gelas Kapiler
7.      Kolom Kromatograf
8.      Gelas wol
9.      Kertas Saring
10.  Pensil
11.  Lapu UV

5.2  Bahan
1.      N-Heksana
2.      Etil asetat
3.      Aseton
4.      Etanol
5.      Kloroform
6.      Metanol
7.      Silika Gel
8.      10 ektraks tanaman
9.      Selium sulfat
10.  Asam sulfat

VI.               Prosedur Kerja
6.1  Kromatografi Lapis Tipis
a.       Siapkan Plat TLC
b.      Dibuat larutan pengembang dalam gelas piala 1L  dengan komposisi Etanol : Metanol : Kloroform     : Etil- Asetat : n-heksan : Aseton ( 40 : 68 : 108 : 115 : 140 : 152 ) ml
c.       Dibuat 10 larutan sampel daari 10 ekstrak tanaman dengan 5 ml metanol
d.      Masing- masing diambil larutan sampel yang sudah di ekstrak dibubuhkan ( ditotolkan ) diatas pelat TLC dengan jarak kira-kira 1cm dari tepi pelat kaca.
e.       Keringkan noda sampel dan standard dengan dryer (ditiup)
f.       Masukkan pelat ke dalam bejana pengembang
g.      Biarkan proses ini berlangsung sampai garis dmencapai 1 cm dari tepi atas pelat
h.      Angkat pelat dari bejana, lihat noda dengan lampu UV atau dibuat larutan dengann serium sulfat
i.         Hitung dan bandingkan semua Rf yang diperoleh.

6.2  Kromatografi Kolom
a.       Siapkan 10 ekstrak daun
b.      Siapkan kolom kromatografi
c.       Sumbat bagian bawah kolom dengan glass wool
d.      Dimasukkan silika gel kedalam larutan pengembang yang telah dibuat di awal
e.       Larutan tersebur kemudian dimasukkan kedalam kromatografi kolom
f.        Dimasukkan sampel yang akan di kromatografi
g.       Pelarut harus terus- menerus diteteskan kedalam kolom
h.      Tetesan yang keluar dari kolom ditampung dengan beberapa tabung reaksi bersih dan dipisahkan berdasarkan warnanya.


VIDIO

PERTANYAAN
1.       Bagaimana suatu senyawa dapat dipisahakan dengan kromatografi Lapis Tipis (KLT)?
2.      Bagaimana cara meletakan lempeng dengen benar dalam eluen?
3.      Apa tujuan dari penyinaran elusi?




Share:

3 komentar:

  1. saya Tria Pradina Loke(075) akan menjawab pertanyaan no.2. dimana cara meletakkan lempeng dengan benar didalam eluen ialah pertama diangkat lempeng tersebut dengan pingset, kemudian dicelupkan atau diletakkan kedalam eluen dengan kemiringan lempeng sekitar 30 derajat

    BalasHapus
  2. Saya Hanna (045) akan menjawab pertanyaan 3.tujuana dari penyinaran uv adalah untuk melihat semua noda noda yang telah dipisahkan berdasarkan kepolarannya dengan cara digambarkan atau dilukiskan sehingga noda dapat dengan terlihat dengan jelas

    BalasHapus
  3. Saya Muhammad Yamin (A1C117047) akan menjawab no 1. metode pemisahan KLT dilakukan berdasarkan adanya daya serap san daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen. oleh karena bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda, sehingga terjadilah pemisahaan

    BalasHapus

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Pages

Visitors

Cari Blog Ini

Translate

Pengikut