KROMATOGRAFI
LAPIS TIPIS DAN KROMATOGRAFI KOLOM
NAMA:
MELISA OKTAPIANI
(A1C117043)
NAMA DOSEN:
Dr. Drs. Syamsurizal M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2019
I.
Judul :
Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Kolom
II.
Hari/Tanggal :
Sabtu/ 18 April 2019
III.
Tujuan Percobaan : Adapun
tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui prinsip
pemisahan dengan cara kromatografi
2. Untuk mengetahui perbedaan
antara kromatografi lapis tipis dengan kromatografi kolom
3. Untuk melakukan praktikum
kromatografi lapis tipis dengan kromatografi kolom dengan berbagai jenis sampel
kimia
IV.
Landasan Teori
Kromatografi didefiniskan
sebagai suatu teknik pemisahan kimia yang digunakan untuk memisahkan campuran
zat menjadi komponen-komponen penyusun yang lebih sederhana. Kromatografi
digolongkan menjadi beberapa macam diantaranya, lapis tipis, kromatografi cair,
kromatografi gas, kromatografi penukar ion, kromatografi afinitas. Prinsip
dasar untuk semua jenis kromatografi adalah sama yaitu komponen penyusun suatu
zat terletak pada perbedaan afinitas atau gaya adesi dari setiap jenis analit
terhadap fasa diam dan fasa gerak sehingga masing-masing komponen penyusun
suatu zat terpisah satu sama lain(Syamsurizal,2019).
Pada Kromatografi lapis tipis
(KLT) yang disebut juga kromatografi kolom terbuka yaitu metode yang sederhana, sensitif dan cepat dalam pemisahan
yang dapatmelakukan pemisahan dengan kecepatan
pemisahan yang tinggi dan mudah. Pada KLT terdapat fasa gerak dan fase diam yang
mana fase geraknya akan bergerak sepanjang fasa diam dan terbentuk kromatografi
(Khopar,2003).
Salah satu komponen yang
penting dalam proses pemisahan dengan kromatografi adalah fase diam (stationary
phase) karena adanya interaksi dengan fase diamlah terjadi perbedaan waktu
retensi (tR) dan terpisahnya komponen senyawa analit. Interaksi yang dimaksud
yaitu melarut, teradsopsi, atau bereaksi secara kimia (penukaran ion). Fase
diam dapat berupa bahan kecil atau cairan yang umumnya dilapisi pada padatan
pendukung. Fase gerak (mobile phase) merupakan pembawa analit dapat bersifat
inert maupun berinteraksi dengan analit tersebut. fase gerak ini tidak hanya
dalam bentuk cairan tapi juga dapat berupa gas inert yang umumnya dapat dipakai
sebahai carrier gas senyaw mudah menguap.(Denikrisna,2010).
Menurut Soebagio (2000), Dalam proses kromatografi
selalu terdapat salah satu kecenderungan sebagai berikut :
a. Kecenderungan molekul-molekul komponen
untuk melarut dalam cairan
b. Kecenderungan molekul-molekul
komponen untuk melekat pada permukaan padatan halus (adsopsi/penyerapan)
c. Kecenderungan molekul-molekul
komponen untuk bereaksi secara kimia (penukaran ion).
Dalam melakukan kromatografi maka pemisahan komponen
didasarkan pada pendistribusian zat antara dua fase yaitu fase diam dan fase
gerak. Dimana proes pendistribusian zat
dalam kromatografi ini dipengaruhi oleh kepolaran suatu senyawa, jika senyawa
semakin polar maka semakin kuat ia dapat penyerap air, sehingga kereaktifan
menurun. Untuk menentukan nilai Rf senyawa dengan menggunakan rumus:
Rf = Jarak yang ditempuh
senyawa / jarak yang ditempuh pelarut
(Tim Kimia Organik, 2016)
V.
Alat dan Bahan
5.1 Alat
1. Plat TLC
2. Gelas Piala
3. Tabung Reaksi
4. Bejana
5. Cawan Petri
6. Pipa Gelas Kapiler
7. Kolom Kromatograf
8. Gelas wol
9. Kertas Saring
10. Pensil
11. Lapu UV
5.2 Bahan
1. N-Heksana
2. Etil asetat
3. Aseton
4. Etanol
5. Kloroform
6. Metanol
7. Silika Gel
8. 10 ektraks tanaman
9. Selium sulfat
10. Asam sulfat
VI.
Prosedur Kerja
6.1 Kromatografi Lapis Tipis
a. Siapkan Plat TLC
b. Dibuat larutan pengembang dalam gelas piala 1L dengan komposisi Etanol : Metanol :
Kloroform : Etil- Asetat : n-heksan :
Aseton ( 40 : 68 : 108 : 115 : 140 : 152 ) ml
c. Dibuat 10 larutan sampel daari 10 ekstrak tanaman dengan 5
ml metanol
d. Masing- masing diambil larutan sampel yang sudah di ekstrak
dibubuhkan ( ditotolkan ) diatas pelat TLC dengan jarak kira-kira 1cm dari tepi
pelat kaca.
e. Keringkan noda sampel dan standard dengan dryer (ditiup)
f. Masukkan pelat ke dalam bejana pengembang
g. Biarkan proses ini berlangsung sampai garis dmencapai 1 cm
dari tepi atas pelat
h. Angkat pelat dari bejana, lihat noda dengan lampu UV atau
dibuat larutan dengann serium sulfat
i.
Hitung dan bandingkan semua Rf yang diperoleh.
6.2 Kromatografi Kolom
a. Siapkan 10 ekstrak daun
b. Siapkan kolom kromatografi
c. Sumbat bagian bawah kolom dengan glass wool
d. Dimasukkan silika gel kedalam larutan pengembang yang telah
dibuat di awal
e. Larutan tersebur kemudian dimasukkan kedalam kromatografi
kolom
f.
Dimasukkan
sampel yang akan di kromatografi
g. Pelarut harus terus- menerus diteteskan kedalam kolom
h. Tetesan yang keluar dari kolom ditampung dengan beberapa
tabung reaksi bersih dan dipisahkan berdasarkan warnanya.
VIDIO
PERTANYAAN
1. Bagaimana suatu
senyawa dapat dipisahakan dengan kromatografi Lapis Tipis (KLT)?
2. Bagaimana cara meletakan lempeng dengen benar dalam eluen?
3. Apa tujuan dari penyinaran elusi?
saya Tria Pradina Loke(075) akan menjawab pertanyaan no.2. dimana cara meletakkan lempeng dengan benar didalam eluen ialah pertama diangkat lempeng tersebut dengan pingset, kemudian dicelupkan atau diletakkan kedalam eluen dengan kemiringan lempeng sekitar 30 derajat
BalasHapusSaya Hanna (045) akan menjawab pertanyaan 3.tujuana dari penyinaran uv adalah untuk melihat semua noda noda yang telah dipisahkan berdasarkan kepolarannya dengan cara digambarkan atau dilukiskan sehingga noda dapat dengan terlihat dengan jelas
BalasHapusSaya Muhammad Yamin (A1C117047) akan menjawab no 1. metode pemisahan KLT dilakukan berdasarkan adanya daya serap san daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen. oleh karena bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda, sehingga terjadilah pemisahaan
BalasHapus